JAKARTA -- Partai
Gerindra saat ini masih menggodok nama-nama calon gubernur dan wakil
gubernur yang akan diusung di Pilkada DKI Jakarta. Saat ini, ada tiga
nama yang muncul untuk mewakili partai besutan Prabowo Subianto itu.
Yakni, Sandiaga Uno, Yusril Ihza Mahendra, dan Mayjen TNI (purn) Safrie
Syamsuddin.
Pengamat politik Universitas Jayabaya,
Igor Dirgantara menilai dari tiga nama tersebut, sosok Sandiaga Uno yang
paling pantas untuk mewakili Partai Gerindra dalam Pilkada DKI Jakarta.
Sebab, Sandiaga berpeluang kecil menjadi kutu loncat ketika terpilih
menjadi pemimpin ibukota nantinya.
"Sandi Uno paling pantas mewakili
Gerindra dalam Pilkada Jakarta. Apalagi peluang Sandi berperilaku 'kutu
loncat' sangat kecil ke depannya seperti yang dilakukan oleh Ahok," kata
dia, Rabu (25/5).
Menurut dia, Sandi lebih loyal terhadap
Partai Gerindra. Jangan lupa, tegas Igor, saat ini Jakarta butuh
pemimpin baru yang juga ikhlas menuntaskan masa jabatannya sebagai
Gubernur selama lima tahu jika terpilih.
Igor menambahkan, Sandi Uno adalah sosok
yang paling muda di antara yang lainnya. Selain santun dan good
looking, Prabowo Subianto sendiri pernah mengatakan bahwa salah satu
ciri pemimpin ideal adalah yang gagah dan "ganteng" seperti Salahuddin
Al-Ayyub.
"Pemimpin muda memang selalu menjadi
wabah positif sejak era revolusi kemerdekaan sampai pilkada serentak
Desember 2015 lalu, dimana beberapa daerah sudah memperlihatkan
transformasi kepemimpinan kepada yang muda untuk diberi kesempatan
menjadi pemimpin lokal di daerahmya," imbuhnya.
Dia juga menyinggung soal hubungan
Gerindra dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang biasanya selalu
mesra dalam pemilihan kepala daerah. Dalam Pilkada DKI 2017, Gerindra
sangat membutuhkan PKS sebagai rekan koalisi. Pasalnya, partai besutan
Prabowo Subianto ini butuh tambahan tujuh kursi DPRD untuk memenuhi
syarat mengusung calon. PKS sendiri adalah pemegang 11 kursi DPRD DKI.
Nah, lanjut Igor, sejauh ini Sandiaga Uno adalah satu-satunya bakal calon gubernur Gerindra yang juga masuk radar PKS.
"PKS adalah mitra terkuat untuk berkoalisi dengan Gerindra di Pilgub DKI 2017, dengan total 26 kursi untuk memantapkan pasangan calon dari kedua partai tersebut. Sudah lebih dari cukup dan ideal, baik dalam aspek kepentingan dan ideologis Koalisi Merah Putih," jelas Igor.
"PKS adalah mitra terkuat untuk berkoalisi dengan Gerindra di Pilgub DKI 2017, dengan total 26 kursi untuk memantapkan pasangan calon dari kedua partai tersebut. Sudah lebih dari cukup dan ideal, baik dalam aspek kepentingan dan ideologis Koalisi Merah Putih," jelas Igor.
Namun begitu, Sandi Uno juga bisa
dipasangkan sebagai Cawagub jika Gerindra berkoalisi dengan PDIP yang
mempunyai 28 kursi. "Disini kelebihan Sandi Uno, fleksibilitasnya,"
tambahnya.
Selain itu, Sandi Uno adalah kader
Partai Gerindra. Pilihannya lewat jalur partai konsisten melawan arus
negatif 'deparpolisasi' yang berhembus kencang atas konsekuensi majunya
Ahok sebagai petahana di jalur 'independen'. Sebagai kader asli dari
Partai Geindra, mesin partai akan solid bekerja maksimal.
Sandi Uno yang paling serius maju di
Pilgub DKI 2017, tanpa permusuhan dalam menyerang pribadi Ahok, kecuali
program kerjanya untuk warga DKI Jakarta. Apalagi Sandi Uno juga sudah
menggaet mantan ketua tim komunikasi (media center) Jokowi-Ahok (2012),
Budi Purnomo Karjodihardjo sebagai koordinator media centernya.
"Keseriusan yang dibuktikan dengan kerja nyata adalah poin penting yang
dilihat penduduk Jakarta," papar Igor.
Dan yang terakhir lanjut Igor, Sandi Uno
adalah antitesa Ahok, baik dari segi sosiologis, identitas dan
karakternya. Citranya lebih bisa dipoles dan dibentuk, seperti halnya
dulu Jokowi, dari kurang dikenal, menjadi diikenal, dan disukai warga
DKI.
"Sebagai ketua Asosiasi Pedagang Pasar
Seluruh Indonesia (APPSI), Sandi Uno punya program ekonomi kerakyatan
yang cocok bagi Jakarta. Personal brandingnya jauh lebih positif
ketimbang negatifnya. Sandi Uno paling pas dicalonkan oleh Partai
Gerindra," tukas Igor. (boy/jpnn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar