Harga pangan saat ini masih tetap melambung. Meskipun pemerintah
telah melakukan sinergi untuk operasi pasar, namun harga bahan pangan
tetap saja berada di atas target Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Harga daging misalnya, ditargetkan oleh Jokowi sebesar Rp80.000 per
kg, harga daging saat ini justru masih bertengger di atas Rp100.000 per
kg di pasar-pasar tradisional.
Menurut Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia (APPSI) Sandiaga Uno,
mahalnya harga pangan ini disebabkan oleh data pemerintah yang masih
belum sinkron. Akibatnya, beberapa kebijakan pun dilakukan tidak tepat
sasaran.
Untuk itu, pemerintah pun diminta untuk melakukan sinkronisasi data
pada tahun-tahun mendatang jauh-jauh hari menjelang Ramadan. Dengan
begitu, maka operasi pasar tidak lagi perlu dilakukan hanya untuk
menekan harga saat Ramadan.
"Data enggak sinkron antar kementerian. Tahun depan proyeksi data
harus disinkronisasikan," kata Sandiaga saat ditemui di Graha Niaga,
Jakarta, Senin (13/6/2016).
Selain itu, lanjutnya, hal ini diperparah dengan adanya spekulan yang
bermain untuk menaikkan harga. Operasi pasar pun seolah hanya menjadi
pemanis sesaat ketika Ramadan.
"Ada spekulan. Ketika OP (Operasi Pasar) tetap di pasar induk, OP tidak akan berfungsi," tutupnya.
Untuk itu, pemerintah perlu mencari cara efektif agar operasi pasar
justru tidak dimanfaatkan oleh para spekulan. Dengan begitu, maka harga
bahan pangan dapat segera terkendali jelang Lebaran awal Juli nanti.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar