Kamis, 12 Mei 2016

Ketika Independen Menjadi Pahlawan dan Parpol dicap Antagonis


Medaftar Cagub Melalui Partai Lain, Kenapa Tidak?

Saya sedikit tergelitik, banyak sekali penggiringan opini yang menunjukkan seolah olah calon yang maju melalui independen seakan akan malaikat yang turun dari khayangan, begitu sempurna dan tanpa cela. Sebaliknya, para calon yang diusung oleh partai bagaikan iblis yang selalu melakukan kesalahan apapun perbuatannya.
Saya tidak akan menyebut nama perorangan, karena saya tidak mau menyerang personal, namun untuk mempersempit topik bahasan, yang saya bahas ini terkait dengan pilgub DKI 2017 mendatang.  Kenapa Jakarta? mohon maaf untuk daerah lain, karena saya tinggal di Jakarta dan kurang tahu situasi politik diluar Jakarta, selain itu domisili saya di Jakarta maka saya hanya bisa membahas kondisi politik di Jakarta saja. Selain itu, isu pilgub DKI merupakan isu nasional, yang mana menjadi sorotan publik seluruh Indonesia.
Memang, untuk calon via independen ini integritasnya tidak diragukan lagi. Sikapnya yang tegas, bahkan cenderung keras dan tidak neko neko telah memikat banyak warga Jakarta dan banyak yang menjadikannya pemimpin ideal. Sayangnya, hal ini membuat warga Jakarta menjadi lebih tertutup menerima masukan dan kritikan kritikan yang kerap dilontarkan. Seakan akan, semua yang dilakukan pemimpin tersebut benar dan siapa yang kontra akan dicap buruk - dalam hal ini, partai politik.
Saya paham, mengapa rakyat membenci parpol. Banyak sekali pemberitaan miring seputar oknum parpol, dan yang paling populer adalah banyaknya anggota parpol yang terlibat kasus korupsi. Jadi kondisinya jelas, rakyat yang sudah muak dengan kelakuan oknum parpol menaruh harapannya kepada pahlawan independen yang akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik.
Namun timbul satu permasalahan, yang menurut saya sangat fatal, rakyat menjadi dibutakan oleh subjektifitas. Seperti yang saya bahas sebelumnya, seakan akan yang dilakukan pemimpin itu selalu benar dan seakan akan yang dilakukan "yang kontra dengan independen" buruk.
Poinnya adalah, saya tidak ada niat sama sekali menjelek jelekkan independen, saya hanya memberikan perspektif lain, jangan sampai kita menjadi tidak kritis akan suatu informasi karena dibutakan oleh subjektifitas. Tidak selamanya yang independen itu benar karena ia merupakan manusia yang bisa juga salah, dan tidak selamanya yang dari parpol buruk. Buktinya, banyak juga kok pemimpin dari parpol yang bersih, ridwan kamil, bu risma merupakan contoh nyata keberhasilan partai mencetak pemimpin yang berkualitas, bahkan yang dari independen tersebut dulunya juga anggota partai bukan? hehe

Salam Demokrasi Sejuk

Diterbitkan juga di Kompasiana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar